Bahaya asap kebakaran hutan bagi ibu hamil

Direktur Penyehatan Lingkungan Kemenkes RI, Imran Agus Nurali mengimbau para  ibu hamil yang berada di kawasan polusi asap seperti di Riau untuk membatasi diri pergi ke luar rumah. Mereka juga disarankan agar banyak mengomsumsi serat dan vitamin, minum air yang cukup, serta selalu memperhatikan Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU) di wilayahnya.

Kementerian Kesehatan juga menyatakan, dampak negatif polusi tergantung pada tingkat pencemaran yang terjadi. Hal ini berlaku pula untuk para ibu hamil. Sehingga ibu hamil tak lantas perlu buru-buru berpindah ke tempat lain.

"Kepindahan dari lokasi berpolusi dilakukan bila Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU) melebihi 'Sangat Berbahaya'," Imran  di Kementerian Kesehatan RI Jalan Rasuna Said, Jakarta Selatan, Selasa (8/9).

Menurut Imran, belum ada penelitian yang menunjukkan pengaruh polusi asap terhadap kandungan manusia. Namun, Imran membenarkan jika memang ada bukti pengaruh polusi terhadap kandungan tikus.

Tikus yang berada di dalam kandungan, menurut penuturan Imran, dapat terkena racun akibat asap polusi yang dihirup oleh sang induk. Racun yang berasal dari polusi tertimbun dan menyebabkan penyakit dalam jangka panjang.

"Yang saya dapat penelitiannya baru sampai tikus, belum ke manusia," kata Imran. "Manusia sebenarnya memiliki penyaring yang mencegah racun langsung masuk ke dalam tubuh."

Repotnya memantau ISPU

Selama ini, masyarakat dan pemerintah memantau tingkat keparahan polusi udara melalui Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU). Sistem ini memantau tingkat polusi di lokasi tempat alat pengecek ISPU berada.

ISPU membaca lima kadar senyawa yang ada di udara, yaitu karbon monoksida (CO), sulfur dioksida (SO2), nitrogen dioksida (NO2), ozon permukaan (O3), dan juga partikel debu (PM10).

Dari jumlah kandungan lima senyawa tersebut, ISPU membagi dalam beberapa kategori untuk mengetahui tingkat bahaya polusi di udara. Bila nilai ISPU di bawah 50, maka tergolong memiliki kualitas udara yang baik.

Jika ISPU menunjukkan angka 51 hingga 100, kualitas udara tergolong sedang, yang berarti belum memiliki dampak kesehatan. Rentang 101 hingga 199 tergolong udara tidak sehat, 200 hingga 299 termasuk sangat tidak sehat.

Bila kadar udara masuk di rentang 300 hingga 399 termasuk berbahaya, dan rentang di atas 400 termasuk udara yang sangat berbahaya.

Pada umumnya, laporan ISPU ditampilkan dalam bentuk sebuah papan elektronik di pinggir jalan. Namun, perkembangan informasi kondisi ISPU juga tetap dibutuhkan.

"Seharusnya pemerintah setempat memiliki sosialisasi terkait kondisi ISPU guna memudahkan informasi kepada masyarakat,"  Irman menegaskan.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kandungan kafein pada kopi good day

Bolehkah ibu hamil minum cappucino cincau

Keluar cairan bening saat hamil 9 bulan