Merokok saat hamil 7 bulan

Jangankan pada janin, rokok dapat memberikan dampak yang begitu buruk pada tubuh manusia dewasa. Itulah mengapa para ibu hamil sangat disarankan untuk tidak merokok selama masa kehamilan. Jika tidak, anaknya kelak akan cenderung lebih moody dan tertekan dibandingkan teman-teman sebayanya.

Hal ini dikemukakan sebuah studi dari Belanda. Garis besarnya studi ini menyimpulkan bahwa kebiasaan merokok selama masa kehamilan memiliki efek jangka panjang terhadap kesehatan mental si anak di masa depan, meski sebagian besar anak tumbuh dengan sehat.

Untuk memastikannya, Dr. Hanan El Marroun dan rekan-rekannya mengamati fungsi otak dan emosi 113 anak berusia antara 6-8 tahun yang ibunya merokok sebanyak 1-9 batang tiap harinya selama 9 bulan kehamilan. 17 Orang di antaranya berhenti merokok ketika tahu mereka tengah mengandung si buah hati, sedangkan 96 lainnya acuh tak acuh dan terus melanjutkan kebiasaan buruk mereka.

Hasilnya pun dibandingkan dengan kelompok kontrol yang terdiri atas 113 anak yang tak terpapar rokok sama sekali ketika berada dalam kandungan. Ternyata anak-anak yang ibunya perokok aktif dan masih ngeyel melakukan kebiasaan buruknya terbukti memiliki otak yang lebih kecil, terutama pada white matter dan grey matter-nya.

Anak-anak ini juga lebih cenderung mengalami gangguan emosional, seperi gejala depresi dan kegelisahan. Kondisi ini didukung dengan bukti berupa bagian otak anak yang ibunya merokok, yaitu superior frontal cortex-nya yang terlihat lebih kecil dari ukuran normal. Padahal ini adalah bagian otak yang berfungsi mengendalikan mood seseorang.

Sebaliknya, perkembangan otak anak-anak yang ibunya rela berhenti merokok ketika mengandung terlihat lancar-lancar saja dan tak menemui gangguan seperti halnya anak-anak yang ibunya masih merokok.

"Sudah banyak yang tahu jika merokok dapat mengakibatkan berbagai gangguan kesehatan serius, termasuk penyakit kardiovaskular dan kanker. Apalagi merokok selama masa kehamilan karena terbukti berdampak buruk terhadap kesehatan keturunannya. Mulai dari aborsi spontan, kuntet hingga sindrom kematian bayi mendadak," tandas Dr El Marroun dari Erasmus Medical Centre, Rotterdam seperti dilansir Daily Mail, Selasa (8/10/2013).

"Paparan rokok selama masa kehamilan ini juga dikaitkan dengan gangguan kognitif dan perilaku ketika si bayi tumbuh menjadi anak hingga remaja. Dan ada banyak bukti yang mengaitkan paparan rokok ini dengan gangguan psikiatri serta kematian pada anak maupun dewasa muda," tambahnya.

Menurut Dr. El Marroun, pengaruh rokok terhadap perkembangan otak dalam janin ini karena kandungan nikotinnya yang 'beracun'. Dalam berbagai studi dengan hewan percobaan terlihat bahwa nikotin terbukti dapat mengganggu migrasi atau pergerakan sel-sel otak.

Yang tak kalah menyedihkan, kebiasaan merokok di masa kehamilan juga dapat mengakibatkan si janin kekurangan oksigen dan nutrisi penting karena pembuluh darahnya menjadi tersumbat dan mengurangi jumlah darah yang melewati pembuluh ini. Padahal kelancaran distribusi darah inilah yang mempengaruhi perkembangan otak janin dalam kandungan.

Belum lagi baru-baru ini studi lain memperkirakan jika tiap tahunnya di UK 3.700 bayi lahir dengan cacat fisik akibat kebiasaan merokok ibunya. Tercatat risiko bayi lahir tanpa anggota tubuh tertentu atau cacat karena kebiasaan merokok ibunya mencapai 26 persen, bayi lahir dengan bibir sumbing 28 persen, club foot (kaki tidak berada pada posisi normal) 28 persen dan cacat pada organ pencernaan hingga 27 persen.

Sedangkan untuk cacat tulang tengkorak mencapai 33 persen dan terakhir, cacat mata sebesar 25 persen lebih tinggi daripada anak yang ibunya tidak merokok selama si kecil masih dikandungan.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kandungan kafein pada kopi good day

Bolehkah ibu hamil minum cappucino cincau

Keluar cairan bening saat hamil 9 bulan