Memotong rambut kemaluan saat hamil

Masih terdapat banyak pro dan kontra mengenai perlu tidaknya mencukur rambut pubis, atau yang biasa kita kenal dengan rambut kemaluan, saat ibu sedang hamil. Pikiran ini juga terkadang terlintas dalam pikiran beberapa ibu hamil mendekati waktu persalinan mereka. Jadi, apakah diperbolehkan mencukur rambut kemaluan saat hamil?

Apa manfaat rambut kemaluan?

Kehadiran rambut pubis adalah pertanda bahwa organ reproduksi Anda telah matang. Beberapa literatur juga mengatakan bahwa rambut pubis berfungsi dalam melindungi organ genital Anda. Mencukur rambut pubis dengan teknik yang salah dapat menyebabkan luka yang dapat berpotensi menjadi media yang baik bagi pertumbuhan kuman. Selain dari luka, penggunaan alat cukur yang tidak steril juga mampu memicu terjadinya infeksi.

Manfaat mencukur rambut kemaluan saat hamil

Hingga saat ini, mencukur rambut pubis merupakan hak setiap orang. Pada ibu hamil terdapat beberapa tujuan mengapa ia mencukur rambut kemaluannya saat hamil, di antaranya:

Proses persalinan yang lebih higienis

Mencukur rambut pubis dipercaya dapat membuat proses persalinan lebih higienis dan mengurangi potensi paparan infeksi. Sehingga mencukur rambut pubis sebelum persalinan telah menjadi prosedur standar pada beberapa rumah sakit, baik bila ibu melahirkan dengan normal maupun caesar.
Suatu penelitian menyarankan untuk mencukur rambut pubis lebih dari 48 jam sebelum melakukan operasi melahirkan. Hal itu dikarenakan penelitian tersebut menyimpulkan bahwa mencukur rambut pubis dapat meningkatkan risiko infeksi saat tindakan medis berlangsung, karena berpeluang menyebabkan terjadinya luka saat pencukuran.

Mencegah terhambatnya pembersihan pendarahan pospartum

Pendarahan pospartum biasa terjadi 3 hingga 10 hari setelah persalinan. Pada pendarahan pospartum, biasanya terdapat jaringan plasenta dan darah yang turut terbawa. Beberapa ibu memilih melakukan mencukur rambut pubisnya sebelum persalinan, guna mencegah terhalangnya pembersihan darah ini. Tapi beberapa ibu lainnya menemukan bahwa mencukur rambut pubis, terlebih bila itu dilakukan oleh orang lain, adalah hal yang memalukan.

Risiko mencukur rambut kemaluan saat hamil

Molluscum contagiosum adalah infeksi kulit yang belakangan menyebar melalui aktivitas seksual. Infeksi ini dapat memberikan sensasi gatal yang mengganggu hingga munculnya benjol dan menular melalui kontak langsung dengan kulit yang terinfeksi. Suatu penelitian yang dilakukan oleh CDC kepada 30 pasien infeksi ini berhasil mengungkapkan bahwa 93 persen dari pasien tersebut pernah mencukur bulu pubis mereka.
Seorang professor dermatologi University of Rochester, Mary Gail Mercurio, kemudian mendukung hasil penelitian tersebut dengan mengatakan bahwa ia banyak menjumpai pasiennya terinfeksi penyakit tersebut dan memiliki riwayat mencukur rambut pubis. Dengan kata lain, dua penelitian ini setuju bahwa mencukur rambut pubis meningkatkan risiko penularan infeksi. Namun suatu penelitian yang dilakukan oleh Vittorio Basevi baru-baru ini justru tidak menemukan adanya hubungan antara mencukur rambut pubis dengan penularan infeksi.
Seperti yang telah disebutkan di atas bahwa mencukur rambut kemaluan saat hamil masih menjadi hak para ibu saat ini, selama pencukuran dilakukan dengan teknik yang aman. Masih adanya perbedaan pendapat dan kurangnya hasil penelitian terbaru, menyebabkan belum adanya jawaban pasti apakah diperbolehkan mencukur rambut kemaluan saat hamil.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kandungan kafein pada kopi good day

Bolehkah ibu hamil minum cappucino cincau

Keluar cairan bening saat hamil 9 bulan