Masa kehamilan menurut islam
Bismillah… Saya baru saja tes kehamilan setelah telat 15 hari… Dan ngecek
ke bidan. Insya Allah positif. Yang ingin saya tanyakan apa saja
sunnah-sunnah yang baiknya dilakukan selama kehamilan hingga melahirkan
nanti ya? Terima kasih. (Srisamputri)
Jawaban:
Bismillah wal Hamdulillah wash Shalatu was Salamu ‘Ala Rasulillah wa ‘Ala Aalihiwa Ashhabihi wa Man waalah, wa ba’d:
Kepada ibu yang dimuliakan Allah Ta’ala …. Semoga rahmat dan rahim-Nya menyempurnakan kebahagiaan ibu sekeluarga dan kita semua…
Sebenarnya
tidak ada petunjuk khusus dan rinci dalam Al Quran dan As Sunnah untuk
ibu-ibu hamil. Namun, kehamilan adalah salah satu nikmat Allah Ta’ala
kepada hamba-Nya dan tanda-tanda kekuasaan-Nya di hadapan mereka. Oleh
karena itu, mensyukuri nikmat “kehamilan” adalah bagian dari ajaran Islam.
Ada beberapa hal yang sebaiknya kita lakukan selama kehamilan:
1. Bergembira atas berita kehamilan.
Ini
yang mesti diingat oleh seorang muslimah yang sedang hamil (tentu dari
suami yang sah). Sebab, Allah Ta’ala mempercayakan dirinya dan suami
untuk melahirkan, merawat, membesarkan, dan mendidik salah satu
hamba-Nya. Baik itu kehamilan pertama, kedua, ketiga, dan seterusnya,
tetaplah bergembira. Cukup banyak wanita hanya mensyukuri kehamilan
pertama atau kedua –karena ini yang dinanti-nanti- tetapi mereka nampak shock
dengan kehamilan selanjutnya, apalagi kehamilan itu di luar rencana
mereka. Seharusnya mereka bersyukur dimudahkan oleh Allah Ta’ala untuk
hamil, sementara masih banyak wanita yang berjuang bertahun-tahun,
belasan, bahkan sampai mereka tua belum dikaruniai anak. Lebih dari itu,
ada yang sampai menghabiskan biaya besar untuk hamil, bahkan
menggadaikan aqidah dengan datang ke dukun.
Bergembira
atas datangnya jabang bayi telah Allah Ta’ala ajarkan dalam beberapa
ayat berikut ini, ketika menceritakan lahirnya Ismail dan Ishaq untuk
Nabi Ibrahim ‘Alaihissalam:
فَبَشَّرْنَاهُ بِغُلَامٍ حَلِيمٍ
Maka Kami beri dia (Ibrahim) kabar gembira dengan seorang anak yang Amat sabar (Yakni Ismail). (QS. Ash Shafat: 101)
Ayat yang lain:
إِنَّا نُبَشِّرُكَ بِغُلَامٍ عَلِيمٍ
“Sesungguhnya
kami memberi kabar gembira kepadamu dengan (kelahiran seorang) anak
laki-laki (yang akan menjadi) orang yang alim (yakni Ishaq)” (QS. Al Hijr: 53)
2. Melindungi diri dan kandungan dari gangguan setan
Hendaknya seorang muslim dan muslimah, apalagi ibu hamil, tidak melupakan dzikir-dzikir ma’tsur yang memang Nabi Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam ajarkan, baik yang berasal dari Al Quran seperti membaca Al Mu’awwidzaat (Al Ikhlas,
Al Falaq, dan An Naas), Al Fatihah, lima ayat awal Al Baqarah dan tiga
ayat terakhirnya, juga ayat Kursi. Begitu pula doa-doa perlindungan dari
nabi, seperti a’udzu bikalimaatillahi taammati min syarr maa khalaq, pagi dan petang.
3. Jangan lupa membaca Al-Quran minimal mendengarkannya
Tidak
ayat surat dan ayat khusus untuk ibu-ibu hamil dan bayi dalam
kandungannya. Bacalah Al Quran pada surat apa pun dan biasakanlah hal
itu sebagai pendengaran yang baik bagi jabang bayi, dan hindarilah lagu
dan musik jahiliyah. Semoga hal itu menjadi budaya baik yang melekat di
telinga jabang bayi yang membekas sampai dia lahir dan besar nanti.
4. Hindari kepercayaan terhadap mitos-mitos yang menodai aqidah
Biasanya, cukup banyak tahayul dan khurafat yang menyertai ibu-ibu hamil. Mereka ditakut-takuti dengan berbagai larangan dan perintah yang tidak ada dasarnya dari agama Islam,
melainkan berdasarkan keyakinan tidak jelas dari mana sumbernya.
Seperti larangan memasukkan bantal ke sarungnya, karena takut susah
melahirkan; atau jika melihat yang jelek-jelek maka ucapkanlah “amit-amit jabang bayi” sambil mengusap perut dengan harapan agar bayi nanti lahir tidak jelek seperti yang dilihatnya.
5. Memeriksakan kesehatan ibu dan bayi secara teratur kepada ahlinya
Ini
merupakan upaya logis dan sunnatullah yang mesti dilakukan. Tidak
sekadar mengandalkan tawakal setelah dzikir dan doa, tetapi sebab-sebab kauniyah
yang natural juga mesti disediakan. Larangan-larangan yang sifatnya
medis, begitu pula anjurannya, hendaknya diperhatikan. Jangan sampai ibu
hamil lebih percaya dengan tahayul dan khurafat, tetapi dengan hal-hal
yang ilmiah justru tidak dipercaya.
6. Jika sulit melahirkan cobalah lakukan sunnahnya Ibnu Abbas dan Ali Radhiallahu ‘Anhuma
Abdullah bin Abbas Radhiallahu ‘Anhuma mengatakan:
إذا
عسر على المرأة ولدها تكتب هاتين الآيتين والكلمتين في صحيفة ثم تغسل
وتسقى منها، وهي: بسم الله الرحمن الرحيم لا إله إلا الله العظيم الحليم
الكريم، سبحان الله رب السموات ورب الارض ورب العرش العظيم ” كأنهم يوم
يرونها لم يلبثوا إلا عشية أو ضحاها ” [ النازعات: 46 ]. ” كأنهم يوم
يرون ما يوعدون لم يلبثوا إلا ساعة من نهار بلاغ فهل يهلك إلا القوم
الفاسقون “
“Jika seorang wanita
kesulitan ketika melahirkan, maka Anda tulis dua ayat berikut secara
lengkap di lembaran, kemudian masukkan ke dalam air dan kucurkan kepada
dia, yaitu kalimat: Laa Ilaha Illallah Al Halimul Karim Subhanallahi Rabbil ‘Arsyil ‘Azhim Al Hamdulillahi Rabbil ‘Alamin. (Tiada Ilah Kecuali Allah yang Maha Mulia, Maha Suci Allah Rabbnya Arsy Yang Agung, Segala Puji Bagi Allah Rabb Semesta Alam)
Ka’annahum yauma yaraunaha lam yalbatsu illa ‘asyiyyatan aw dhuhaha.
(Pada hari mereka melihat hari berbangkit itu, mereka merasa
seakan-akan tidak tinggal (di dunia), melainkan sebentar saja di waktu
sore atau pagi. QS. An Nazi’at (79): 46)
Ka’annahum yauma yarauna maa yu’aduna lams yalbatsuu illa saa’atan min naharin balaagh.
(Pada hari mereka melihat azab yang diancamkan kepada mereka (merasa)
seolah-olah tidak tinggal (di dunia) melainkan sesaat pada siang hari.
(Inilah) suatu pelajaran yang cukup. QS. Al Ahqaf (46): 35) (Imam Al
Qurthubi, Al Jami’ Li Ahkamil Quran, 16/222. Dar Ihya’ At Turats)
Imam Ibnu Taimiyah Rahimahullah mengatakan sebagai berikut:
فَصْلٌ
وَيَجُوزُ أَنْ يَكْتُبَ لِلْمُصَابِ وَغَيْرِهِ مِنْ الْمَرْضَى شَيْئًا
مِنْ كِتَابِ اللَّهِ وَذِكْرُهُ بِالْمِدَادِ الْمُبَاحِ وَيُغْسَلُ
وَيُسْقَى كَمَا نَصَّ عَلَى ذَلِكَ أَحْمَد وَغَيْرُهُ قَالَ عَبْدُ
اللَّهِ بْنُ أَحْمَد : قَرَأْت عَلَى أَبِي ثِنَا يَعْلَى بْنُ عُبَيْدٍ ؛
ثِنَا سُفْيَانُ ؛ عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ أَبِي لَيْلَى عَنْ الْحَكَمِ ؛
عَنْ سَعِيدِ بْنِ جُبَيْرٍ ؛ عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ : إذَا عَسِرَ
عَلَى الْمَرْأَةِ وِلَادَتُهَا فَلْيَكْتُبْ : بِسْمِ اللَّهِ لَا إلَهَ
إلَّا اللَّهُ الْحَلِيمُ الْكَرِيمُ سُبْحَانَ اللَّهِ رَبِّ الْعَرْشِ
الْعَظِيمِ الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ { كَأَنَّهُمْ يَوْمَ
يَرَوْنَهَا لَمْ يَلْبَثُوا إلَّا عَشِيَّةً أَوْ ضُحَاهَا } {
كَأَنَّهُمْ يَوْمَ يَرَوْنَ مَا يُوعَدُونَ لَمْ يَلْبَثُوا إلَّا سَاعَةً
مِنْ نَهَارٍ بَلَاغٌ فَهَلْ يُهْلَكُ إلَّا الْقَوْمُ الْفَاسِقُونَ } .
قَالَ أَبِي : ثِنَا أَسْوَدُ بْنُ عَامِرٍ بِإِسْنَادِهِ بِمَعْنَاهُ
وَقَالَ : يُكْتَبُ فِي إنَاءٍ نَظِيفٍ فَيُسْقَى قَالَ أَبِي : وَزَادَ
فِيهِ وَكِيعٌ فَتُسْقَى وَيُنْضَحُ مَا دُونَ سُرَّتِهَا قَالَ عَبْدُ
اللَّهِ : رَأَيْت أَبِي يَكْتُبُ لِلْمَرْأَةِ فِي جَامٍ أَوْ شَيْءٍ
نَظِيفٍ . وَقَالَ أَبُو عَمْرٍو مُحَمَّدُ بْنُ أَحْمَد بْنِ حَمْدَانَ
الحيري : أَنَا الْحَسَنُ بْنُ سُفْيَانَ النسوي ؛ حَدَّثَنِي عَبْدُ
اللَّهِ بْنُ أَحْمَد بْنِ شبوية ؛ ثِنَا عَلِيُّ بْنُ الْحَسَنِ بْنِ
شَقِيقٍ ؛ ثِنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ الْمُبَارَكِ ؛ عَنْ سُفْيَانَ ؛ عَنْ
ابْنِ أَبِي لَيْلَى ؛ عَنْ الْحَكَمِ ؛ عَنْ سَعِيدِ بْنِ جُبَيْرٍ ؛
عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ : إذَا عَسِرَ عَلَى الْمَرْأَةِ وِلَادُهَا
فَلْيَكْتُبْ : بِسْمِ اللَّهِ لَا إلَهَ إلَّا اللَّهُ الْعَلِيُّ
الْعَظِيمُ لَا إلَهَ إلَّا اللَّهُ الْحَلِيمُ الْكَرِيمُ ؛ سُبْحَانَ
اللَّهِ وَتَعَالَى رَبُّ الْعَرْشِ الْعَظِيمِ ؛ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ
رَبِّ الْعَالَمِينَ { كَأَنَّهُمْ يَوْمَ يَرَوْنَهَا لَمْ يَلْبَثُوا
إلَّا عَشِيَّةً أَوْ ضُحَاهَا } { كَأَنَّهُمْ يَوْمَ يَرَوْنَ مَا
يُوعَدُونَ لَمْ يَلْبَثُوا إلَّا سَاعَةً مِنْ نَهَارٍ بَلَاغٌ فَهَلْ
يُهْلَكُ إلَّا الْقَوْمُ الْفَاسِقُونَ } . قَالَ عَلِيٌّ : يُكْتَبُ فِي
كاغدة فَيُعَلَّقُ عَلَى عَضُدِ الْمَرْأَةِ قَالَ عَلِيٌّ : وَقَدْ
جَرَّبْنَاهُ فَلَمْ نَرَ شَيْئًا أَعْجَبَ مِنْهُ فَإِذَا وَضَعَتْ
تُحِلُّهُ سَرِيعًا ثُمَّ تَجْعَلُهُ فِي خِرْقَةٍ أَوْ تُحْرِقُهُ
“Dibolehkan
bagi orang yang sakit atau tertimpa lainnya, untuk dituliskan baginya
sesuatu yang berasal dari Kitabullah dan Dzikrullah dengan menggunakan
tinta yang dibolehkan (suci) kemudian dibasuhkan tulisan tersebut, lalu
airnya diminumkan kepada si sakit, sebagaimana hal ini telah ditulis
(dinashkan) oleh Imam Ahmad dan lainnya.
Abdullah
bin Ahmad berkata; Aku membaca di depan bapakku: telah bercerita kepada
kami Ya’la bin ‘Ubaid telah bercerita kepada kami Sufyan, dari Muh. bin
Abi Laila, dari Hakam, dari Said bin Jubeir dari Ibnu Abbas ia berkata:
“Jika seorang ibu sulit melahirkan maka tulislah …
بِسْمِ
اللَّهِ لَا إلَهَ إلَّا اللَّهُ الْحَلِيمُ الْكَرِيمُ سُبْحَانَ اللَّهِ
رَبِّ الْعَرْشِ الْعَظِيمِ الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ
“Dengan nama Allah, Tidak ada Ilah selain Dia, Yang Maha Mulia, Maha
Suci Allah Rabbnya ‘Arys yang Agung, segala puji bagi Allah Rabba
semesta alam.”
كَأَنَّهُمْ يَوْمَ يَرَوْنَهَا لَمْ يَلْبَثُوا إلَّا عَشِيَّةً أَوْ ضُحَاهَا
“Pada hari mereka melihat hari berbangkit itu, mereka merasa
seakan-akan tidak tinggal (di dunia) melainkan (sebentar saja) di waktu
sore atau pagi hari.” (QS. An Naziat (79):46)
كَأَنَّهُمْ
يَوْمَ يَرَوْنَ مَا يُوعَدُونَ لَمْ يَلْبَثُوا إلَّا سَاعَةً مِنْ
نَهَارٍ بَلَاغٌ فَهَلْ يُهْلَكُ إلَّا الْقَوْمُ الْفَاسِقُونَ
“Pada hari mereka melihat azab yang diancamkan kepada mereka (merasa)
seolah-olah tidak tinggal (di dunia) melainkan sesaat pada siang hari.
(Inilah) suatu pelajaran yang cukup, Maka tidak dibinasakan melainkan
kaum yang fasik.” (QS. Al Ahqaf (46): 35)
Bapakku
berkata: Telah menceritakan kepadaku Aswad bin ‘Amir dengan sanadnya
dan dengan maknanya dan dia berkata: Ditulis di dalam bejana yang bersih
kemudian diminum. Bapakku berkata: Waki’ menambahkannya: Diminum dan
dipercikkan kecuali pusernya (ibu yang melahirkan), Abdullah berkata:
Aku melihat bapakku menulis di gelas atau sesuatu yang bersih untuk
seorang ibu (yang sulit melahirkan).
Abu
Amr Muham mad bin Ahmad bin Hamdan Al Hiri berkata: Telah mengabarkan
kepada kami Al Hasan bin Sufyan An Nasawi, telah bercerita kepadaku
Abdullah bin Ahmad bin Syibawaih telah bercerita kepadaku Ali bin Hasan
bin Syaqiq, telah bercerita kepadaku Abdullah bin Mubarak, dari Sufyan
dari ibnu Abi Laila, dari Al Hakam, dari Said bin Jubeir, dari Ibnu
Abbas, ia berkata: Jika seorang wanita sulit melahirkan maka tulislah:
(lalu disebutkan ayat-ayat seperti di atas)
Ali
berkata: ditulis di atas kertas kemudian digantungkan pada anggota
badan wanita (yang susah melahirkan). Ali berkata: Dan sungguh kami
telah mencobanya, maka tidaklah kami melihat sesuatu yang lebih
menakjubkan (hasilnya) dari padanya maka jika wanita tadi sudah
melahirkan maka segeralah lepaskan, kemudian setelah itu sobeklah atau
bakarlah.”(Demikian fatwa Imam Ibnu Taimiyah dalam Majmu’ Fatawa, 4/187. Maktabah Syamilah)
Imam Ibnu Qayyim Al Jauziyah Rahimahullah
menyebutkan beberapa riwayat dari kaum salaf (terdahulu) kebolehan
membaca atas menuliskan ayat Al Quran pada wadah lalu airnya dipercikkan
kepada orang sakit. Berikut ini ucapannya:
قَالَ
الْخَلّالُ حَدّثَنِي عَبْدُ اللّهِ بْنُ أَحْمَدَ : قَالَ رَأَيْتُ أَبِي
يَكْتُبُ لِلْمَرْأَةِ إذَا عَسُرَ عَلَيْهَا وِلَادَتُهَا فِي جَامٍ
أَبْيَضَ أَوْ شَيْءٍ نَظِيفٍ يَكْتُبُ حَدِيثَ ابْنِ عَبّاسٍ رَضِيَ
اللّهُ عَنْهُ لَا إلَهَ إلّا اللّهُ الْحَلِيمُ الْكَرِيمُ سُبْحَانَ
اللّهِ رَبّ الْعَرْشِ الْعَظِيمِ الْحَمْدُ لِلّهِ رَبّ الْعَالَمِينَ {
كَأَنّهُمْ يَوْمَ يَرَوْنَ مَا يُوعَدُونَ لَمْ يَلْبَثُوا إِلّا سَاعَةً
مِنْ نَهَارٍ بَلَاغٌ } [ الْأَحْقَافُ 35 ] { كَأَنّهُمْ يَوْمَ
يَرَوْنَهَا لَمْ يَلْبَثُوا إِلّا عَشِيّةً أَوْ ضُحَاهَا } [
النّازِعَاتُ 46 ] . قَالَ الْخَلّالُ أَنْبَأَنَا أَبُو بَكْرٍ
الْمَرْوَزِيّ أَنّ أَبَا عَبْدِ اللّهِ جَاءَهُ رَجُلٌ فَقَالَ يَا أَبَا
عَبْدِ اللّهِ تَكْتُبُ لِامْرَأَةٍ قَدْ عَسُرَ عَلَيْهَا وَلَدُهَا
مُنْذُ يَوْمَيْنِ ؟ فَقَالَ قُلْ لَهُ يَجِيءُ بِجَامٍ وَاسِعٍ
وَزَعْفَرَانٍ وَرَأَيْتُهُ يَكْتُبُ لِغَيْرِ وَاحِدٍ
“Berkata
Al Khalal: berkata kepadaku Abdullah bin Ahmad, katanya: Aku melihat
ayahku menulis untuk wanita yang sulit melahirkan di sebuah wadah putih
atau sesuatu yang bersih, dia menulis hadits Ibnu Abbas Radhiallahu ‘Anhu:
Laa Ilaha Illallah Al Halimul Karim Subhanallahi Rabbil ‘Arsyil ‘Azhim Al Hamdulillahi Rabbil ‘Alamin. (Tiada Ilah Kecuali Allah yang Maha Mulia, Maha Suci Allah Rabbnya Arsy Yang Agung, Segala Puji Bagi Allah Rabb Semesta Alam)
Ka’annahum yauma yarauna maa yu’aduna lam yalbatsuu illa saa’atan min naharin balaagh.
(Pada hari mereka melihat azab yang diancamkan kepada mereka (merasa)
seolah-olah tidak tinggal (di dunia) melainkan sesaat pada siang hari.
(Inilah) suatu pelajaran yang cukup. QS. Al Ahqaf (46): 35)
Ka’annahum yauma yaraunaha lam yalbatsu illa ‘asyiyyatan aw dhuhaha.
(Pada hari mereka melihat hari berbangkit itu, mereka merasa
seakan-akan tidak tinggal (di dunia), melainkan sebentar saja di waktu
sore atau pagi. QS. An Nazi’at (79): 46)
Al
Khalal mengatakan: mengabarkan kepadaku Abu Bakar Al Marwazi, bahwa ada
seseorang datang kepada Abu Abdullah (Imam Ahmad), dan berkata: “Wahai
Abu Abdillah (Imam Ahmad), kau menulis untuk wanita yang kesulitan
melahirkan sejak dua hari yang lalu?” Dia menjawab: “Katakan baginya,
datanglah dengan wadah yang lebar dan minyak za’faran. “ Aku melihat dia
menulis untuk lebih dari satu orang. (Zaadul Ma’ad, 4/357. Muasasah Ar Risalah)
Beliau juga mengatakan:
وَرَخّصَ
جَمَاعَةٌ مِنْ السّلَفِ فِي كِتَابَةِ بَعْضِ الْقُرْآنِ وَشُرْبِهِ
وَجَعَلَ ذَلِكَ مِنْ الشّفَاءِ الّذِي جَعَلَ اللّه فِيهِ . كِتَابٌ آخَرُ
لِذَلِكَ يُكْتَبُ فِي إنَاءٍ نَظِيفٍ { إِذَا السّمَاءُ انْشَقّتْ
وَأَذِنَتْ لِرَبّهَا وَحُقّتْ وَإِذَا الْأَرْضُ مُدّتْ وَأَلْقَتْ مَا
فِيهَا وَتَخَلّتْ } [ الِانْشِقَاقُ 41 ] وَتَشْرَبُ مِنْهُ الْحَامِلُ
وَيُرَشّ عَلَى بَطْنِهَا .
“Segolongan
kaum salaf memberikan keringanan dalam hal menuliskan sebagian dari ayat
Al Quran dan meminumnya, dan menjadikannya sebagai obat yang Allah
jadikan padanya. Untuk itu, dituliskan di bejana yang bersih:
“Apabila
langit terbelah, dan patuh kepada Tuhannya, dan sudah semestinya langit
itu patuh, dan apabila bumi diratakan, dan dilemparkan apa yang ada di
dalamnya dan menjadi kosong.” (QS. Al Insyiqaq (84): 1-4)
Lalu diminumkan kepada orang hamil dan diusapkan ke perutnya. (Ibid, 4/358). Demikian. Wallahu A’lam
Komentar
Posting Komentar